Showing posts with label Bahasa. Show all posts
Showing posts with label Bahasa. Show all posts

29.3.20

Memahami Informasi Tertulis

Makna sebuah kata dapat ditentukan dari artikulasi. Artikulasi berkaitan dengan pengucapan, yaitu lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tepat. Darn artikulasi tersebut dapat diketahui perbedaan tonem yang satu dengan fonem yang lain. Tahukah Anda yang dimaksud fonem? Fonem merupakan satuan terkecil bunyi yang dapat membedakan makna atau arti. Hal tersebut dapat dijadikan sebuah penentuan pelafalan yang lazim atau tidak pada sebuah kata. Untuk memahami informasi tertulis diperlukan sebuah teknik membaca. Teknik membaca biasanya berkaitan dengan kecepatan membaca dengan tujuan mencari infomasi teks sebanyak-banyaknya dengan waktu yang singkat Lalu apa saja yang menjadi teknik membaca cepat? 

A. Melafalkan Kata Dengan Artikulasi yang Tepat
Bunyi bahasa ketika berkomunikasi secara lisan selalu berkaitan dengan alat ucap. Adapun faktor yang memengaruhi pembentukan bunyi bahasa, yaitu sumber tenaga (udara yang keluar dari paru-paru), alat ucap yang menimbulkan getaran (pita suara), dan rongga pengubah getaran (alat artikulasi bibir, gigi, gusi, langit-langit keras, langit-langit lunak, anak tekak, ujung lidah, epliglotis, dan sebagainya). Selain itu, bunyi bahasa juga dipengaruhi ada tidaknya hambatan dalam proses pembuatannya. Bunyi bahasa Indonesia berdasarkan hambatannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Bunyi Vokal
Bunyi vokal, yaitu bila arus udara dari paru-paru tidak mendapatkan hambatan. Adapun kualitas bunyi vokal ditentukan oleh tinggi rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk bibir pada pembentukan vokal itu. 
Bunyi vokal bahasa Indonesia sebagai berikut. 

2. Bunyi Konsonan 
Bunyi konsonan, yaitu bila arus udara dari paru-paru mendapathambatan artikulator.
Bagan pèmbagian konsonan berdasarkan
artikulasinya sebagai berikut.

Tahukah Kamu?
Unsur bahasa yang dapat membedakan makna terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.

Fonem : satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna karena membadakan makna.
Kata : unsur bahasa yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa; satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem.
Frasa : gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Klausa: satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya
terdiri dari subjek predikat dan berpotensi menjadi kalimat. 
Kalimat : kesatuan ujaryang mengungkapkan suatu kornsep pikiran danperasaan. 
Sumber: KBBI

B. Memahami Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda
Untuk memahami makna sebuah kata dan perbedaannya dengan kata lain, kita harus
memahami lafal, tekanan, dan intonasinya. Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang dikenal dalam bahasa lndonesla meliputi vokal, konsonan, diftong, dan gabungan konsonan.

a. Vokal dilambangkan dengan hurufa, i, u, e, dan o.
b. Konsonan dilambangkan dengan huruf b, c, d, f, g, h, j, k, 1, m, n, p, q, r, s, t, u, v, W, X, dan z.
c. Diftong dilambangkan dengan huruf oi, ai, dan au.
d. Gabungan konsonan dilambangkan dengan huruf kh, ng, ny, dan sy.

Intonasi adalah lagu kalimat, Intonasi merupakan paduan antara tekanan dan jeda yang menyertai suatu ujaran dari awal hingga penghentian terakhir.

1. Tekanan
Tekanan adalah lagu kalimat atau ucapan yang ditekankan pada suku kata atau kata sehtngga bagian tersebut lebih keras (tingg ucapannya daripada bagian yang lain.
Tekanan dalam pengucapan dapat dibagim enjadi beberapa jenis sebagai berikut.

a. Tekanan dinamik
Tekanan dinamik, yaitu tekanan keras untuk memberikan tekanan terhadap satu kata karena dapat memberi pengertian khusus.
Fungsi telkanan dinamik adalah sebagai berikut:
1) Mengemukakan suatu pertentangaan
Contoh: Tanahnya tidak begitu luas, tetapi sempit sekali.

2) Mengalihkan pembicaraan
Contoh: Aku sehat terbukti hadirku di sini. Omong-omong, bagaimana kesibukanmu sekarang?

3) Menyebutkan beberapa jenis benda atau hal yang beturut-turut.
Contoh: Kakek, nenek, ayah, ibu, dan adik-adikku turut hadir dalam resepsi perkawinan itu.

4) Mementingkan tekanan pada kata yang dipentingkan
Contoh: 
1. lbu, memarahi adik.
2. lbu memarahi, adik.
Pada kalimat (1), yang ditekankan adalahk ata ibu bukan orang lain yang memarahia dik. Sementara itu, pada kalimat (2), yangd itekankan adalah memarahi bukan menasihati atau menertawai.

b. Tekanan nada
Tekanan nada, yaitu ucapan tinggi rendah suara dalam suatu tutur yang berfungsi untuk menyatakan suasana perasaan pembicara.

c. Tekanan tempo
Tekanan tempo, yaitu tekanan yang diucapkan secara lambat pada kata yang dianggap penting. Contoh: Satu.., dua...,ti..!

2. Jeda
Jeda adalah hentian sebentar dalam ujaran. Jeda biasanya ditandai dengan tanda koma (,), titik koma (:), titik dua (), titik (.), tanda tanya(?), palang ganda (#). garis miring(/), dan tanda seru (!).

Contoh 
a. Nutrisi apa yang kita peroleh dari makanan tersebut? Apa fungsi makanan tersebut untuk tubuh kita?

b. Selamat sore! Anak-anakku yang aku cintai.

c. Makanan pokok biasanya berasal dari tanaman, baik dari serealia, seperti beras, gandum, jagung maupun umbi-umbian, seperti kentang, ubi jalar, talas, dan singkong.

Sekilas Info
Cara melatih lafal dan intonasi sebagai berikut.
1. Membaca dengan bersuara, karena untuk melatih mulut dan lidah agar menghasilkan lafal dan intonasi yang baik dan benar.
2. Tulislah kata-kata yang sulit dihapal
3. Biasakanlah menulis kata-kata sulit dalam buku catatan khusus, lalu buat kalimat pendek dengan'kata-kata itu. Bacalah berkali-kali!
4. Cobalah mendengarkan informasi, baik dari radio maupun televisi untuk melatih pendengaran.
4. Menirukan lafal dan intonasi
5. Miliki kamus lengkap yang merupakan sumber referensi.


C. Membaca Cepat untuk Memahami Informasi Tertulis 
Membaca merupakan kegiatan melafalkan
dengan melisan kan atau hanya dalam hati tentang hal yang dilihat berupa tulisan. Salah satu jenis membaca, yaitu membaca cepat pemulaan.
Hal yang penting dalam membaca cepat adalah pemahaman secara cepat. Cara membaca cepat dapat dilatih dengan latihan untuk memperoleh cara yang efektif, yaitu memperoleh informasi yang cepat dan akurat.
Hal-hal yang dapat menghambat dan perlu
dihindari ketika membaca cepat, yaitu: (1) menggerakkan kepala ke kiri dan kanan, (2) membaca cepat dengan bergurau, (3) menggerakkan bibir atau komat-kamit, (4) berhenti pada ejaan tetentu, dan (5) berpikir kepada hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan bacaan.
Salah satu cara efektif dalam membaca cepat, yaitu dengan cara hanya membaca bagian-bagian yang penting-penting saja atau mencari infomasi yang dibutuhkan pada bacaan, dengan tidak membaca atau melompati dengan sengaja bacaan yang kurang esensial, sehingga dapat menghemat waktu dan dapat membaca secara keseluruhan.

Berikut macam pola membaca cepat.
1. Pola Horizontal
Fokus mata mulai dari halaman sudut kiri,
kemudian bergerak sampai ke halaman sudut kanan. Selanjutnya turun baris berikutnya dan mata mulai dari sebelah kiri bergerak ke ujung sebelah kanan halaman, dan terus hal tersebut dilakukan sampai akhir halaman bawah sebelah kanan.

2. Pola Vertikal
Fokus mata mulai membaca dari halaman sudut kiri, kemudian bergerak vertikal sampai ke halaman bawah. Selanjutnya, jari-jari digunakan untuk membuka halaman berikutnya yang akan dibaca.

3. Pola Diagonal
Fokus mata mulai membaca dari halaman
sudut kiri atas, bergerak diagonal ke sudut kanan bawah halaman. Selanjutnya, jari-jari digunakan untuk membuka halaman berikutnya yang hendak dibaca.

4. Pola Zig-Zag
Fokus mata ketika mulai membaca dari halaman atas bagian sudut kiri kemudian bergerak serong ke kanan, kemudian bergerak menurun serong ke kiri, dan terus bergerak dengan pola seperti itu sampai ke halaman bawah. Gerakan tersebut menyerupai gerakan zig-zag.

5. Pola Spiral
Fokus mata mulai membaca dari halaman sebelah kiri atas kemudian bergerak mengikuti kalimat-kalimat bacaan ke sebelah kanan dengan pergerakkan.

6. Pola Blok
Fokus mata mulai membaca dari halaman sebelah sudut kiri atas, kemudian bergerak ke sebelah kanan dan terus sampai paragraf akhir. Membaca pola blok merupakan mem-baca cepat perparagraf sampai paragraf akhir halaman.
Untuk mengetahui kecepatan efektif membaca pada bacaan, dapat digunakan rumus dan contoh berikut:

Contoh: Budi membaca 1.600 kata dalam waktu 3 menit 20 detik dengan total 200 detik, maka kecepatan membaca adalah 480 kpm