Showing posts with label Teori. Show all posts
Showing posts with label Teori. Show all posts

19.4.20

VIRUS CORONA & TEORI EVOLUSI DARWIN


Charles Darwin bilang begini, yang intinya bahwa "yang bisa bertahan hidup bukanlah yang kuat dan yang pintar melainkan yang MAMPU beradaptasi dengan perubahan yang ada."

Lalu, apa hubungannya teori evolusi Darwin dengan virus corona? 

Sebagaimana kita ketahui dan rasakan bersama bahwa wabah virus corona, bisa dibilang telah "mengubah" segala dimensi kehidupan manusia mulai dari kehidupan materiil hingga immateriil (spirituil); mulai dari kehidupan ekonomi, politik hingga sosial budaya. Bagi saya, apa yang terjadi saat ini adalah AWAL DARI PERMULAAN. Artinya, wabah virus corona ini akan terus berlanjut dengan peristiwa-peristiwa kelanjutannya. Tidak akan selesai dalam kurun waktu satu atau dua minggu mendatang, melainkan bisa berbulan-bulan bahkan hingga tahunan. Intinya, wabah virus corona telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan umat manusia. 

Yang KUAT belum tentu bisa bertahan. Lihatlah Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan negara-negara maju lainnya. Mereka adalah negara-negara yang kuat. Kuat dari segalanya seperti ekonomi, politik, militer dan lain-lain. Namun, hari ini, fakta membuktikan bahwa segala kekuatan yang mereka miliki pun RUNTUH, HANCUR dan BABAK BELUR oleh virus corona. Di negara-negara yang kuat tersebut justru angka kasus dan kematian sangat banyak. 

Yang PINTAR juga belum tentu bisa bertahan hidup. Lihat, kurang apanya negara-negara maju tersebut. Mereka semua dikenal sebagai negara-negara yang melahirkan banyak orang pintar; melahirkan banyak ilmuwan; melahirkan banyak politisi dan sebagainya. Namun, hari ini, fakta membuktikan bahwa kepintaran yang mereka miliki mendadak hilang dan berubah menjadi sekumpulan negara-negara PEKOK ketika berhadapan dengan virus corona. 

Semua kekuatan dan kepintaran yang mereka miliki ternyata tidak ada artinya di hadapan "hantu" kecil yang bernama corona. Sosok hantu yang tidak terlihat oleh mata namun kita asumsikan dan bayangan sebagai makhluk pembunuh yang tiada bandingannya.

Jadi, dalam menghadapi situasi yang berkembang saat ini, maka satu-satunya yang bisa bertahan dan melanjutkan hidup dan kehidupan adalah mereka yang BISA BERADAPTASI dengan perubahan yang ada. Ini merupakan seleksi alam: alamiah! 

Ambil contoh kasus, misalnya dalam hal ekonomi. Bahwa semenjak wabah ini mengganas, bisa dibilang sendi-sendi kehidupan ekonomi hancur. Proses produksi berhenti. Faktor-faktor pendukung produksi (sumber daya alam, sumber daya manusia, alat-alat produksi, modal, cara produksi), semua macet. Gara-gara "stay at home", warung-warung tutup, minimarket dan supermaket tutup, pusat-pusat produksi barang seperti pabrik juga banyak yang tutup. Perputaran uang terganggu. Perputaran barang dan jasa juga terganggu. Pendapatan dan keuntungan berkurang. Pengusaha kecil dan besar mengalami kebangkrutan. Dan rakyat, seperti buruh banyak yang di-phk dan menjadi pengangguran. Dan lain sebagainya. Dalam artikel sebelumnya, saya menulis bahwa VIRUS CORONA adalah LONCENG KEMATIAN KAPITALISME!

Contoh kasus lainnya adalah berkaitan dengan POLA hubungan sosial kemasyarakatan. Bahwa sebelum wabah ini, hubungan sosial antar manusia bersifat normal dan dibangun dengan dasar KOMUNIKASI LANGSUNG, artinya bertemu secara langsung seperti nongkrong, berjabat tangan, rapat umum, sembayang atau berdoa bersama, dan seterusnya. Semua itu mendadak sirna. Sejak munculnya virus corona dan kebijakan "stay at home", metode komunikasi langsung mendadak sirna. Segala aktivitas hubungan sosial dilakukan dengan cara komunikasi TIDAK LANGSUNG seperti menggunakan media tertentu (telepon, internet, teleconference, dll). Untuk melakukan hubungan secara langsung, kita menjadi takut. Bahkan menurut pandangan saya, ketakutan untuk melakukan hubungan secara langsung ini, di masa yang akan datang, kemungkinan besar tidak akan bisa normal kembali seperti sebelum munculnya virus corona. Singkatnya, pola kehidupan sosial kemasyarakatan telah berubah. Namun, sekali lagi, ini adalah AWAL DARI PERMULAAN!

Dalam kehidupan politik, kita bisa melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana gara-gara virus corona antara pejabat negara saling bertabrakan. Antara Pak RT dengan Presiden tidak nyambung alias tidak sinkron. Politikus dan partai politik seperti kerbau dicucuk hidungnya. Juga, banyak aktivis gerakan yang mengalami kebingungan. Dan seterusnya. 

Pertanyaannya: bagaimana cara kita beradaptasi dengan perubahan tersebut?

Jujur saja. Saya juga belum memiliki jawaban yang pasti. Namun, sebagai seorang Marxis, saya tetap berpegang pada doktrin dan metode Materialisme Dialektika Historis (MDH), yakni fahami dan analisa perubahan yang ada baik eksternal maupun internal. Dengan inilah kita beradaptasi!
---
Va Safi'i