Showing posts with label Analisa Laporan Keuangan. Show all posts
Showing posts with label Analisa Laporan Keuangan. Show all posts

19.1.17

Metode Analisis DuPont

Metode Analisis Du-Pont
          
            Du-pont telah dikenal sebagai pengusaha sukses. Dalam bisnisnya, ia memiliki cara sendiri dalam menganalisis laporan keuangannya.
Menurut Sofyan Safri Harahap dalam buku “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan” Caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya. Ia mengurai hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail sebagai berikut :


Dari bagan diatas, maka diperoleh elemen-elemen penyusun dari analisis Du-Pont ini yang akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut:

1.      Return of Equity (ROE)
ROE=LABA BERSIH SETELAH PAJAK
EQUITY PEMILIK SAHAM
            Berfungsi untuk melihat efektifitas penggunaan modal sendiri terhadap laba atau keuntungan bersih perusahaan setelah pajak, dimana setiap rupiah modal yang ditanamkan dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

2.      . Return of Investment (ROI)
ROI=  % LABA BERSIH X TOTAL ASSET TURNOVER
            Penentuan ROI berfungsi untuk mengatur efektifitas penggunaan asset terhadap laba bersih. Hal ini mengidentifikasi seberapa besar harta total dimanfaatkan atau digunakan untuk mendapatkan keuntungan.

3.      Equity Multiplier
           Nilai equity multiplier ini menunjukkan kemampuan equity atau modal sendiri menciptakan total asset.
Equity Multiplie= TOTAL ASSET
                              EQUITY

4.       Persentase Laba Bersih
            Perbandingan ini menunjukkan seberapa besar total penjualan yang dilakukan merupakan laba bersih yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
% LABA BERSIH = LABA SETELAH PAJAK
                           PENJUALAN

5.       Total Asset Turnover
            Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
TOTAL ASSET TURNOVER = PENJUALAN
                                                       TOTAL ASSET

6.       Laba Setelah Pajak
            Laba setelah pajak adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan setelah dikurangi dengan pajak.
LABA SETELAH PAJAK = PENJUALAN-TOTAL BIAYA-PAJAK

7.       Penjualan
            Merupakan arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu equity atau penyelesaian kewajiban dari equity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.

8.        Total Biaya
            Total biaya merupakan arus keluar aktiva, penggunaan aktiva, atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.

9.      Total Aset
            Total aset adalah total harta yang dimiliki oleh perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, dan lain lain.

10.  Aktiva Lancar
            Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.

11.  Nilai Buku Aktiva Lancar
            Nilai buku aktiva tetap yaitu harga buku yang diperoleh dari nilai perolehan historis dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebankan kepada pendapatan.

12.  Equity
            Equity (modal pemilik) adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (equity) setelah siketahui kewajibannya.

13.  Total Liabilities
            Total liabilities (kewajiban/utang) merupakan kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.



Analisis Common Size

Definisi Analisa common-size

Analisis common-size adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari elemen yang lain pada laporan keuangan yang sama.

Merupakan Analisis Vertikal
 -Analisis ini dilakukan dengan cara merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan angka tertentu.
- Untuk angka-angka yang ada di neraca , common base (angka dasar) nya adalah total aktiva
Dalam hal ini total aktiva di anggap memiliki angka dasar 100%
Sedangkan untuk laporan laba rugi, maka penjualan di gunakan sebagai angka dasar yang bernilai 100%
- Penyajian dlam bentuk common size akan mempermudah pembaca menganalisis laporan keuangan dengan memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan laba rugi.


Tujuan analisis common-size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.


ANALISIS COMMON-SIZE
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan  (operasi, investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.


Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sbb:
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan


Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.


Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.


Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.


Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap - tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.

        

Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah hutang lancar dan sebagainya. 

Sumber

13.12.16

Tujuan Dan Sifat Laporan Keuangan

A. Tujuan Laporan Keuangan

Diketahui bahwa setiap laporan keuangan seperti yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi usaha dan manajemen perusahaan. Di samping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:




  1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
  2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
  3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
  4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
  5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
  6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
  7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
  8. Informasi keuangan lainnya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.


B. Sifat Laporan Keuangan

Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat bersifat:
  1. historis, dan
  2. menyeluruh.
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).
Kemudian, bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan. Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan dari kombinasi (Munawir)
  1. Fakta yang telah dicatat;
  2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi;
  3. Pendapat pribadi.
Fakta yang telah dicatat (recorded fact) artinya laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos yang ada di laporan keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalu tersebut misalnya:
  1. Jumlah uang kas,
  2. Jumlah uang di bank;
  3. Jumlah persediaan:
  4. Jumlah piutang;
  5. Jumlah tanah;
  6. Jumlah utang; dan
  7. Jumlah komponen laporan keuangan lainnya
Jadi, segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara utuh tidak  ke depan. Artinya, ada pos-pos yang tidak dicatat sehingga tidak tampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau kontrak-kontrak penjualan dan pembelian yang telah disetujui.

Maksud prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and postulate) adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuanganjelas didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, catatan dalam laporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan, tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman. Sebagai contoh, alokasi biaya yang dinilai berdasarkan harga belinya atau harga pasar pada saat tanggal penyusunan laporan keuangan. Demikian juga dengan piutang dan persediaan, setiap pencatatan juga ditentukan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Hal-hal lain yang juga digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah kebiasaan seperti berikut ini:

1. Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus
Dengan demikian, nilai yang tercatat dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk perusahaan yang masih berjalan harga didasarkan pada saat terjadi peristiwa. Artinya jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan bukan harga nyata atau realisasi pada saat dijual sekarang atau dilikuidasi.

2. Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya semua transaksi atau peristiwa dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai dari berbagai tahun tahun sebelumnya. Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya karena dalam praktiknya justru daya selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Pendapat pribadi (personal judgment) artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan kepada dalil dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen perusahaan. Artinya juga pendapat atau judgment ini juga tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui. Sebagai contoh, cara-cara untuk menaksir piutang dapat digunakan salah satu dari metode yang tersedia. Demikian juga untuk menentukan harga pokok sediaan mana yang akan dipakai. 

Contoh lain adalah dalam menentukan metode penyusutan yang akan digunakan dan penentuan umur aktiva juga sangat tergantung dari pendapat pribadi. Pendapat pribadi biasanya didasarkan kepada pengalaman masa lalu seseorang. Jelasnya, baik prosedur, kebiasaan, anggapan, atau pendapa pribadi ini harus dilakukan secara konsisten dan terus-menerus Namun, segala sesuatunya tidak kaku dan dapat diubah dengar penjelasan dalam laporan keuangan sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan laporan keuangan tersebut.

Kamsir, Analisis Laporan Keuangan, h,10-15.

Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan.

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disesuaikan dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimenngerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kredit investor, maupun para supplier.

Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:
  1. Merencanakan
  2. Mencari
  3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan, dan
  4. Memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan kata lain, tugas seorang manajer keuangan adalah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih, Di samping itu, seorang manajer keuangan juga harus mampu mengalokasikan atau menggunakan dana secara tepat dan benar.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pencapaian tujuan manajer keuangan dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan ini dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan. Jadi tugas seorang manajer keuangan memang berat karena dalam praktiknya tidak hanya memerhatikan kepentingan pemegang saham semata, tetapi juga memerhatikan berbagai kepentingan seperti kepentingan manajemen itu sendiri, kreditor, supplier, dan pelanggan.

Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan
menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah: laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.

Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti:
  1. Neraca;
  2. Laporan laba rugi
  3. Laporan perubahan modal
  4. Laporan catatan atas laporan keuangan; dan
  5. Laporan kas.
Masing-masing laporan memiliki komponen tersendiri, tujuan, dan maksud tersendiri. 

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah Aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya berdasarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui secara persis berapa harta, utang, dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu.

Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi: 
  1. Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki;
  2. Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva;
  3. Jenis-jenis kewajiban atau utang (liabitity);
  4. Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban
  5. Jenis-jenis modal (equity);
  6. Jumlah rupiah masing-masing jenis modal;
Kemudian, laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

Seperti halnya necara, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi:
  1. Jenis jenis pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode
  2. Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan;
  3. Jumlah keseluruhan pendapatan;
  4. Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode;
  5. Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan dan
  6. Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan;
  7. Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi.
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menurjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi:
  1. Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini;
  2. Jumlah rupiah tiap jenis modal
  3. Jumlah rupiah modal yang berubah
  4. Sebab-sebab berubahnya modal
  5. Jumlah rupiah modal sesudah perubahan.
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat periode tertentu.

Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Di samping itu juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan perusahaan dalam memenuhi kepentingan pihak-pihak lainnya.

Sekali lagi dapat dikatakan bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan.

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 6-10