Showing posts with label Tokoh. Show all posts
Showing posts with label Tokoh. Show all posts

7.4.22

Perusak Hati

 


Sahabatku yang budiman. Tidak mudah memang untuk menjaga hati, Perusak hati datang silih berganti. Hati orang yang semacam kita ini selalu terus diganggu. Karena itu, kita selalu berupaya untuk mendidik dan menjaganya agar tidak menjadi hati yang mati. Bersyukurlah bagi sahabat-sahabat kita yang lain yang telah mampu menjaga hatinya tanpa henti. 


Hasan al-Basri, salah seorang tabi'in kubro rahimahullah pernah berkata mengingatkan kita,  "Rusaknya hati seorang muslim disebabkan oleh 6 faktor" yaitu diantaranya:

(1) Sengaja berbuat dosa dengan harapan bisa bertaubat dan berharap taubatnya diterima.

(2) Memiliki ilmu namun enggan mengamalkannya.

(3) Beramal dan berbuat tetapi tidak disertai dengan dengan keikhlasan. 

(4) Makan, minum dan menikmati rizki Allah tetapi tidak mau mensyukurinya.

(5) Tidak ridha dengan pemberian yang telah diberikan Allah.

(6) Pernah dan ikut menguburkan janazah tetapi enggan mengambil  pelajaran dari kematian tersebut.


Nasehat sang ulama dan cendikiawan Hasan al-Basri di atas menjadi nasehat penting bagi kita, demi untuk menjadi  seorang muslim pemilik hati yang tidak rusak. Mari kita didik dan kita jaga hati kita dengan terus berdoa, semoga hati kita tidak rusak, terpelihara dari berbagai virus penyakit hati. Jangan abaikan dosa dan merasa taubat gampang diterima, amalkan ilmu yang dimiliki, ikhlaslah berbuat dan lupakan perbuatan baik yang pernah dilakukan, Syukuri apa yang dimakan, diminum dan dinikmati, Terima apa yang sudah diberikan, dan jadikan kematian sebagai nasehat. 


(Diulas dari Kitab Nashaihul 'Ibad, karya Syekh Nawawi al-Bantani, halaman 42, bab as-Sudasi, al-maqalah ats-tsaniyata 'asyara)


#5Ramadhan #1443H

Oleh: Prof. Dr. H. Rohimin Alwi, M.Ag

Lima Golongan Jangan Diabaikan dan Diremehkan

 


Sahabatku yang budiman. Dalam kehidupan ini kadangkala kita abai dengan apa dan siapa yang ada di sekitar kita, akibatnya hanyalah kerugian yang kita dapati. 


Salah satu dari sekian banyak koleksi nasehat Syekh Nawawi al-Bantani: "Jangan engkau abaikan, jangan engkau remehkan dan jangan pula engkau rendahkan 5 golongan, karena akibatnya engkau akan mendapatkan 5 kerugian pula" yaitu diantaranya:

(1) Ulama. Siapa yang mengabaikan ulama maka, dia akan memperoleh kerugian dalam urusan agama.

(2) Pemimpin/Penguasa/Pemerintah. Siapa yang mengabaikan Pemimpin maka dia akan memperoleh kerugian dalam urusan dunia. 

(3) Tetangga/jiran. Siapa yang mengabaikan tetangganya, maka dia akan memperoleh kerugian sejumlah manfaat sosial dari tetangga. 

(4) Kerabat. Siapa yang mengabaikan kerabat, baik kerabat dalam hubungan nasab atau keturunan, kerabat karena hubungan mushaharah (ambil-ambilan) seperti mertua, menantu dan seterusnya, atau kerabat karena ada hubungan sesusuan "radho'ah" atau "muahkhoh" maka, dia akan memperoleh kerugian cinta dan kasih sayang dari kerabat tersebut. 

(5) Istri/suami. Siapa yang meremehkan istri atau suami, maka dia akan memperoleh kerugian kenikmatan hidup. 


Betapa indahnya, andaikan ke 5 golongan itu kita hormati dan kita jadikan teman setia sebagai sumber kebahagiaan hidup. Sebaliknya betapa ruginya kita andaikan ke 5 golongan itu kita abaikan, kita remehkan, dan kita rendah. 


Ulama, Pemimpin, Tetangga, Kerabat, dan Istri/suami adalah sumber keberuntungan, sumber kebahagiaan, dan sumber kehidupan. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang merugi karena 5 golongan tersebut. 


(Diambil dari kitab Nashaihul 'Ibad, karya Syekh Nawawi al-Bantani, halaman 27 bab khomasy, al-maqalatul ula)


#4Ramadhan #1443H

Oleh: Prof. Dr. H. Rohimin, M.Ag

Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Ramadhan

 

Bulan Ramadhan bukanlah bulan biasa, tetapi bulan yang luar biasa, yang banyak memiliki keistimewaan dan kemuliaan, itulah sebabnya banyak identitas yang dimiliki bulan Ramadhan. Ada yang menyebutnya bulan ampunan, rahmat, empati, tarbiyah, inovasi, motivasi dan lain sebagainya. 


Dari aspek pendidikan, banyak didikan yang dapat dipetik, khususnya pendidikan karakter. Di antara pendidikan karakter yang ditanamkan dan diharapkan berdampak pada orang yang berpuasa ada tiga pendidikan karakter utama yang dapat dijadikan sebagai sikap manusia sempurna. 


Ketiga sikap manusia sempurna yang patut untuk dicita-citakan yaitu sebagai berikut:

(1) Menjadikan diri sebagai orang yang paling baik menurut Allah SWT

(2) Menjadikan diri sebagai orang yang paling buruk dalam pandangan dirinya sendiri

(3) Menjadikan dirinya sebagai orang biasa di hadapan orang lain


Jangan kau sukai seandainya engkau terbersit untuk membeda-bedakan orang lain karena status sosial, pangkat, keturunan, atau kekayaan. Katakan tidak demi untuk kebersamaan. Mari saling mengenal, memahami, menolong dan melindungi. 


#2Ramadhan #1443h

Oleh: Prof. Dr. Rohimin Alwi, M.Ag

Dua Sumber Kemaksiatan

 


Sufyan ats-Tsauri berkata, Imam Nawawi menasehati. Ada dua sumber kemaksiatan yang perlu kita waspadai dan jangan sampai kita menjadi celaka.


Pertama, kemaksiatan yang bersumber dari dorongan syahwat atau hawa nafsu. 


Kedua kemaksiatan yang bersumber dari kesombongan, angkuh atau takabbur, yang biasanya diawali dengan rasa ujub, sum'ah, dan riya'. Kemaksiatan yang bersumber dari dorongan nafsu masih bisa diharapkan ampunannya. Sementara kemaksiatan yang bersumber dari rasa sombong sulit untuk diharapkan ampunannya. 


Karena itu, mari kita jaga kemaksiatan yang datang dari dua sumber ini. 

Wallahu a'lam bishshawab


#1Ramadhan #1443h

Oleh: Prof. Dr. Rohimin Alwi, M.Ag

7.12.16

AL- KINDI

Al-Kindi as depicted in a Syrian post stamp.
Al-Kindi as depicted in a Syrian post stamp.
Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq bin Sabah Imran bin Ismail bin Muhammad al-Ash bin Qais. Al Kindi dilahirkan pada 185 Hijirah (801 M) di Kufah, Irak. Al-Kindi berasal dari suku Arab yang terpandang dan memainkan peran utama dalam dunia pemikiran Islam. 

Al-Kindi memulai pelajarannya di Kufah, kemudian di Basrah dan Baghdad. Pada masa itu, ilmu-ilmu filsafat, kedokteran, geografi, geometri, astronomi, matematika, satronomi, dan lain-lain banyak diajarkan di pelbagai universitas di kota- kota besar Islam. Pengetahuan al-Kindi yang sangat luas dan beraneka ragam dapat diukurdengan hasil kerja yang meliputi banyak bidang ilmu. Ia menulis sebanyak 270 buku dalam pelbagai bidang pengetahuan sejak berusia 19 tahun. Buku-buku sebanyak itu dihasilkannya dalam kurun waktu 48 tahun.

Ia menerjemahkan buku-buku dari bahasa Yunani, Parsi, Syria, dan Mesir ke dalam bahasa Arab. Konon, ia diberi honor oleh pihak penguasa dengan emas seberat buku yang diterjemahkannya.

Karya-karyanya meliputi filsafat, logika, tematika, kedokteran, astronomi, psikologi, politik, meteorology, dan lain-lain lagi. Sayang, kebanyakan karya al-Kindi lenyap bersama ntuhnya Baghdad akibat serangan Mongol. Dari jumlah tersebut sebanyak 25 buah ditemukan di musium Istanbul, Turki. 

Dalam karya optiknya, al-Kindi membahas lintasan cahaya sepanjang garis lurus proses penglihatan langsung, dan sudut penglihatan atau melihat dengan kaca prisma. Selain itu, ia mengatakan bahwa 'perjalanan' cahaya tidak memerlukan waktu. "Warna itu sesungguhnya tidak datang dari langit begitu saja, melainkan timbul dari campuran kegelapan langit dengan cahaya atom-atom debu, uap, dan sebagainya yang disinari cahayamatahari."

Dalam risalah lain yang disusunnya seputar tema pasang surut, ia mengemukakan teori-teori yang merupakan hasil kajiannya secara pribadi. Ia juga menulis tentang besi dan baja yang digunakan untuk membuat senjata api. Usaha kerasnya untuk memastikan hukum-hukum yang membuat tubuh manusia mudah jatuh ke bawah dari tempat tinggi menjadikannya disebut-sebu sebagai pionir Teori Gravitasi yang kelak disusun dan dikemukakan Newton.

Salah satu judul buku al-Kindi dalam bidan kedokteran ialah The Books of Optics, yang diterjemahkan ke bahasa Latin. Buku ini sangat mempengaruhi Roger Bacon dan ilmuwan Eropa lainnya.

Selain dikenal sebagai pakar dalam bidang farmakologi, si Barat, al-Kindi juga sangat populer sebagai pakar musik. Namanya dimasukkan dalam buku Introduction to History of Science. Sebuah karyanya diterjemahkan dalam bahasa Perancis, dengan judul De Aspectig yang membahas ilmu geometri dan ilmu anatomi mata. Bukunya mengenai astronomi telah diterjemah-kan dalam bahasa Latin pada 1910 dan seterusnyaditerjemahkan dalam bahasa Jerman. 

Al-Kindi wafat di Madinah akibat penyakit lemah jantung saat berusia 65 tahun, pada bulan Ramadhan, 252 H (November 866 M).

Para Filosof, h 76-79