Showing posts with label Ekonomi. Show all posts
Showing posts with label Ekonomi. Show all posts

9.4.22

Konsumsi Dalam Pokok Ekonomi

 


Kegiatan pokok ekonomi meliputi: kegaitan produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga kegiatan tersebut saling berkait dan tidak dapat terpisahkan. Dalam perekonomian modern, kegiatan yang dilakukan produsen, distributor, dan konsumen tidak mungkin berada pada satu orang.


Kegiatan Konsumsi

Konsumsi dalam arti ekonomi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan kegunaan suatu barang atau jasa secara langsung balik dilakukan secara berangsur-angsur maupun habis sekaligus.


Perilaku konsumtif adalah orang yang menggunakan kekayaannya untuk melakukan konsumsi.


Aspek positif perilaku konsumtif

  • Mendorong seseorang meningkatkan pendapatannya Menciptakan pasar bagi produsen Membuka lapangan kerja
  • Mendorong produsen meningkatkan teknologi
  • Mempercepat proses pertukaran barang dan jasa


Aspek negatif perilaku konsumtif Berkurangnya kesempatan untuk menabung (hidup boros)

  • Cenderung melupakan kebutuhan masa depan
  • Mendorong konsumen melakukan pengeluaran diluar batas kemampuannya
  • Investasi rendah


Tujuan konsumsi bagi konsumen adalah untuk mencapai kepuasan yang maksimal dengan menggunakan dana yang tersedia. 

Dalam usahanya untuk mencapai kepuasan yang maksimal, maka konsumen harus dapat memilih kombinasi barang dan atau jasa yang terbaik dengan mengetahui pola konsumsi. Berkaitan dengan konsumsi, terdapat Hukum Gossen I dan II.


Hukum Gossen I: "Jika seseorang mengkonsumsi 1 macam barang secara terus menerus, mula-mula akan memberikan kepuasan yang semakin bertambah, tetapi pada titik tertentu tingkat kepuasan akan menurun hingga titik nol (tidak memberikan kepuasan)." 

Hukum Gossen II: "Manusia berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sampai tingkat intensitas yang sama."


Pola konsumsi

Pola konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang/rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari pendapatannya.

Pola konsumsi keluarga/seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor: 

  • besarnya pendapatan
  • jumlah anggota keluarga 
  • tingkat harga kebutuhan
  • tingkat pendidikan dan status sosial
  • lingkungan masyarakat
  • usia 
  • jenis kelamin 

Penghasilan rumah tangga

  • usaha sendiri (laba) 
  • bekerja pada orang lain (upah/gaji) 
  • hasil dari milik (sewa) 
  • bunga modal/deposito/tabungan
  • dan lain-lain, misalnya uang pensiun, sumbangan/hadiah, dan pinjaman/hutang.

Semua penghasilan dan penerimaan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 


Pengeluaran rumah tangga

Besar kecilnya pengeluaran keluarga tergantung pada beberapa hal sebagai berikut: 

  • tingkat penghasilan
  • besar kecilnya keluarga 
  • tingkat harga kebutuhan
  • tingkat pendidikan dan kedudukan sosial 
  • lingkungan sosial ekonomi


Engels seorang ekonom dari Jerman mengemukakan hubungan antara pendapatan dengan konsumsi. Bunyi Hukum Engels adalah: "Semakin besar pendapatan seseorang, maka semakin kecil bagian dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya, semakin kecil pendapatan seseorang, maka semakin besar bagian dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi."


Pendapatan (Y) = Konsumsi (C) - Tabungan (S)


Contoh: 

Y mula-mula Rp 2.000.000,00, C = Rp 1.800.000,00, S = Rp 200.000,00 bagian pendapatan untuk konsumsi = (Rp 1.800.000,00 : Rp 2.000.000,00) x 100% = 90%


Jika Y naik menjadi Rp 2.500.000,00, C= Rp 2.000.000,00, S= Rp 500.000,00 bagian pendapatan untuk konsumsi = (Rp 2.000.000,00 : Rp 2.500.000,00) x 100% = 80%


Menyusun anggaran belanja rumah tangga

Anggaran belanja adalah suatu rencana yang disusun sedemikian rupa sehingga jumlah pengeluaran disesuaikan dengan jumlah penerimaan dalam jangka waktu tertentu Cara menyusun anggaran belanja rumah tangga adalah sebagai berikut: 

  • Memperkirakan jumlah uang yang akan diterima pada bulan yang akan datang 
  • Menyusun suatu daftar kebutuhan, yang disusun berdasarkan prioritas yaitu kebutuhan primer dan sekunder.  
  • Membuat taksiran harga atas jumlah yang diterima dengan jumlah pengeluaran.


Hak-hak dasar konsumen

  • Hak akan keselamatan 
  • Hak untuk diberi informasi
  • Hak untuk memilih 
  • Hak untuk didengar (mendapat ganti rugi)
  • Hak menikmati lingkungan bersih dan sehat 
  • Hak orang miskin dan minoritas lain untuk dilindungi kepentingannya

Primagama, Ekonomi, kelas 9, h 20-21

31.3.22

Yang Berbahaya Bukan Bom Nuklir melainkan Bom Rubel

 


Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan bahwa batas akhir pembaharuan kontrak minyak dan gas antara Rusia dan Uni Eropa adalah tanggal 31 Maret 2022 di mana pembayaran tidak dilakukan dengan mata uang Euro dan Dolar melainkan Rubel Rusia. Sementara itu, Bank Sentral Rusia menyatakan bahwa mata uang Rubel mulai TERIKAT dengan EMAS. Apa maksud dari semua itu?


Semenjak intervensi militer Rusia ke Ukraina, sanksi ekonomi, politik dan budaya dijatuhkan kepada Rusia oleh Amerika Serikat, NATO dan Uni Eropa. Meskipun begitu, beberapa anggota NATO seperti Austria dan Turki tidak ikut menjatuhkan sanksi. Sebagai balasannya, pihak Rusia mengeluarkan daftar nama-nama negara yang dianggap "TIDAK BERSAHABAT" atau bermusuhan dengan Rusia, dan bagi negara-negara tersebut maka segala urusan impor barang dari Rusia harus dibayar dengan menggunakan mata uang Rusia, yakni RUBEL. 


Uni Eropa dan Inggris masuk dalam daftar negara-negara yang "tidak bersahabat." Celakanya, 49 persen kebutuhan minyak dan gas negara-negara tersebut berasal dari Rusia. Jadi, roda kehidupan ekonomi dan sosialnya sangat tergantung pada Rusia. Jika mereka tidak membayar impor tersebut dengan Rubel, maka terhitung sejak 1 April, minyak dan gas Rusia tidak akan mengalir lagi ke Uni Eropa dan Inggris. Konsekuensinya adalah benua Eropa akan mengalami KRISIS minyak dan gas. Dan kita semua tahu bahwasanya (sebagaimana yang sudah saya tulis dalam artikel sebelumnya) peradaban manusia di zaman sekarang berdiri di atas pondasi produksi minyak dan gas. Krisis akan melahirkan konflik! Penduduk Uni Eropa akan menghadapi: pertama, kenaikan harga barang (hari ini rata-rata sudah naik 20 persen); kedua, mereka akan mati menggigil kedinginan di musim dingin karena kekurangan pemanas; ketiga, pengangguran karena akan banyak pabrik-pabrik yang tutup. Dan seterusnya.


Selesai perbincangannya dengan Vladimir Putin melalui telepon hari ini, Presiden Perancis Emanuel Macron menyatakan bahwa tidak mungkin membayar minyak dan gas Rusia dengan Rubel. Ini berarti, Perancis akan berhadapan dengan permasalahan seperti di atas. Macron dan pemimpin Uni Eropa lainnya, termasuk Amerika Serikat sedang KELIMPUNGAN mencari alternatif pemasok minyak selain Rusia. Hingga sejauh ini, Amerika Serikat dan sekutunya telah GAGAL melobi negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Venezuela. Bahkan pihak Uni Emirat Arab sendiri menyatakan bahwasanya TIDAK ADA SATUPUN negara penghasil minyak yang produksinya bisa menggantikan Rusia. 


Menurut data yang ada bahwa selama ini, untuk memenuhi kebutuhan minyak dan gasnya, pihak Uni Eropa harus membayar sekitar 660 juta dolar Amerika Serikat (US$) per HARI ke Rusia. Jika Uni Eropa masih membeli minyak dan gas Rusia berarti mereka harus membayarnya dengan menggunakan mata uang Rubel. Apabila dibayar dengan Rubel, maka yang harus dibayar sekitar (hari ini 1 dolar = 85 Rubel) 660.000.000 × 85 = 56.100.000.000 atau 56.1 miliar Rubel. Permasalahannya adalah Uni Eropa tidak memiliki Rubel, lalu darimana pihak Uni Eropa mendapatkan mata uang Rubel?


Hehehe di sinilah permainan indahnya Putin dan Rusia. Jawabannya adalah Uni Eropa HARUS terlebih dahulu MEMBELI Rubel dengan Dolar atau Euro. Dan, kemana mereka harus membeli Rubel? Ya, ke Rusia. Pihak Uni Eropa harus MEMINTA Bank Sentral Rusia untuk menjual Rubelnya. Dengan demikian, cadangan mata uang Rusia akan naik atau bertambah.


PERMASALAHAN lainnya. Bagaimana mungkin proses jual beli mata uang tersebut bisa terlaksana dengan CEPAT sedangkan Rusia sudah dikeluarkan dari SISTEM SWIFT?


Nah, dari sinilah KEBANGKRUTAN Uni Eropa, Inggris dan Amerika Serikat dimulai. Rusia tinggal memberitahu pihak Uni Eropa bahwa Rubel bisa dibeli dengan EMAS sebagai pengganti Dolar dan Euro. Emas sebagai pengganti tidak diukur dengan dolar tetapi diukur atau dinilai dengan Rubel. Emas yang dimaksud adalah emas BATANGAN bukan emas seperti cincin, kalung, anting-anting dan gelang. Sekali lagi, emas batangan!


Saat ini harga emas berkisar 60 dolar per gram atau jika dikonvers ke Rubel berarti 5.100 Rubel. Untuk membayar minyak dan gas, Uni Eropa butuh uang sekitar 56.1 miliar Rubel. Artinya karena tidak punya uang Rubel maka sebagai penggantinya adalah Bank Sentral Uni Eropa harus menyediakan emas batangan sekitar 11 tons setiap harinya. Dan jika ini benar-benar terjadi, bisa dipastikan persediaan emas batangan di Uni Eropa akan habis. Habisnya emas batangan, secara otomatis habisnya nilai mata uang Euro! Woouw...


Ini baru transaksi minyak dan gas. Belum lagi sektor lainnya. Rusia adalah penghasil  gandum, pupuk, dan bahan tambang lainnya. 


Negara-negara lain, pasti akan berlomba-lomba menjual cadangan euro dan dolarnya untuk mendapatkan Rubel. Artinya, nasib dolar dan Euro diambang keruntuhan. Dominasi dolar yang berlangsung selama berabad-abad akan mengalami keruntuhan mulai bulan April ini. Runtuhnya Dolar berarti runtuhnya Amerika Serikat. Jadi, yang berbahaya bukan BOM NUKLIR melainkan "BOM RUBEL" bukan perang nuklir melainkan perang mata uang!


Perlu saya tambahkan. Sekedar informasi bahwa manusia pertama di planet bumi ini yang hendak mengganti mata uang dolar dengan emas adalah Moammar Khadafi di Libya. 


Amerika Serikat dengan NATOnya menginvasi dan menghancurkan Libya. Moammar Khadafi dibunuh. Bagaimana dengan Putin dan Rusia? Apakah nasibnya akan sama dengan Moammar Khadafi dan Libya?


Tidak. Saya sangat yakin, tidak! Putin dan Rusia pasti telah mempersiapkan dan menghitung segala sesuatunya. 


Oh, ya. Saya juga yakin. Para bankir di seluruh dunia sedang saling berteleponan guna membahas masalah di atas. Para bankir di setiap negara pasti menghubungi setiap kepala bank sentralnya. Dan kepala bank sentral menghubungi kepala negara. Dan seperti kuur dalam paduan suara, serentak mereka bilang: "Perang DUNIA KETIGA sudah dimulai!"


Ah, sebenarnya saya ingin membahasnya lebih detail lagi tapi jari-jemari tangan ini sudah terasa keriting. Ah....


Bagaimana jika skenario Rubel ini tidak berhasil?


Pertama, jangan lupa, selain Rubel juga ada Yuan, yakni mata uang Cina. 


Kedua, jika tidak sesuai dengan rencana berarti Rusia akan hancur. Namun kehancuran Rusia tidak sendirian, melainkan diikuti kehancuran negara-negara lainnya, termasuk Amerika Serikat. 


Ketiga, meskipun Rusia hancur, Rusia memiliki sumber daya yang melimpah ruah. Artinya, Rusia bisa pulih dengan cepat, sedangkan negara-negara lain yang sumber daya alamnya terbatas bisa menjadi negara gagal atau bubar!


Keempat, dan seterusnya.

Safi'i Kemamang 

11.4.20

Corona Antara Perikemanusiaan dan Perekonomian


Bahwa pemerintah lambat melakukan antisipasi terhadap wabah corona, bukan rahasia umum lagi. Bahwa pemerintah mengalami kebingungan dan kelabakan dalam menangani penyebaran virus corona, semua mata juga melihatnya. Bahwa pemerintah mengalami ambiguitas dalam berpikir dan bertindak terkait dengan corona, kita semua melihatnya. Bahwa pada akhirnya pemerintah pun melakukan tindakan-tindakan guna menangani jatuhnya korban dan mencegah meluasnya virus corona, ini juga sebuah fakta yang tidak bisa kita pungkiri. Dan seterusnya. 

Secara pribadi, saya mencermati bahwa ada poin prinsipal yang bisa kita petik akan hikmah dan sekaligus sebagai bahan perenungan bersama guna membangun rakyat dan bangsa ini di masa mendatang. Poin tersebut berkaitan dengan unsur KEMANUSIAAN dan PEREKONOMIAN. 

Tentang kemanusiaan dan perekonomian, nampak jelas sekali ada kebingungan dari banyak pihak (termasuk pemerintah sendiri) mengenai mana dari kedua hal tersebut yang harus didahulukan dan diprioritaskan "apakah kemanusiaan dulu atau perekonomian dahulu." Mirip dengan kasus "duluan mana antara telur dengan ayam."

Jika kita menggunakan pendekatan linguistik (ketatabahasaan), baik kemanusiaan dan perekonomian adalah kata sifat. Karena "sifat" berarti keduanya hanyalah "dampak." Dampak dari apa? Dampak dari kata dasar, yakni MANUSIA dan EKONOMI.

Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk hidup yang berpikir. Sedangkan ekonomi merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh mahluk berpikir tersebut di sepanjang hidup dan kehidupannya. Jadi jelas bahwa manusia ada terlebih dahulu dibandingkan ekonomi. Jika manusia tidak ada, maka ekonomi pun tidak ada. Sebenarnya ini pelajaran dasar, anak-anak PAUD pun tahu. Tapi mengapa, pada saat merespon wabah virus corona mengalami kebingungan dalam hal menentukan prioritas?

Lagi-lagi, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa rezim Jokowi adalah sebuah pemerintahan pro neoliberalisme. Sebuah pemerintahan yang mengabdi pada kepentingan modal dan pasar. Untuk mengetahuinya cukup mudah, seperti dengan melihat kebijakan-kebijakan dan perundang-undangan yang dibuatnya (contohnya omnibus law) serta orang-orang yang bekerja dan berada di sekitar Jokowi. Semua itu potret atau cerminan dari neoliberalisme. 

Maka tidak heran, jika pemerintahan Jokowi dalam hal menangani wabah virus corona lebih mengedepankan pendekatan perekonomian daripada pendekatan kemanusiaan. Mereka hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan kecemasan bila perekonomian di negara ini jeblok atau hancur. Mereka tidak seberapa takut dan risau jatuhnya korban nyawa dari warga negaranya. Akhirnya apa? Lockdown-nya malu-malu, dan seterusnya. 

Semenjak kasus corona ini merebak di negeri ini, terlihat sekali ada kekuatan neoliberalisme di belakang atau bersama Jokowi. Mereka intinya berpandangan bahwa lockdown tidak boleh dilakukan karena bisa menghancurkan perekonomian. Buruh-buruh harus tetap bekerja karena produksi perusahaan bisa terhenti. Mereka menempatkan unsur manusia dan kemanusiaan sebagai unsur sekunder atau dampak. 

Beberapa hari terakhir ini kita membaca berita bahwa sudah banyak dokter dan perawat yang tumbang (meninggal dunia) serta banyak yang positif terkena covid-19. Belum lagi ditambah dengan semakin banyak dan meluasnya anggota masyarakat yang tertular virus mematikan tersebut. 

Meskipun sudah terlambat, tetapi belum benar-benar terlambat guna mencegah jatuhnya banyak korban nyawa. Tentunya kita tidak ingin, Indonesia akan mengalami nasib seperti di negara Ekuador dimana mayat-mayat manusia dibiarkan berserakan di jalan; atau seperti di Amerika Serikat dimana mayat-mayat berjatuhan seperti lalat.

Bicara perekonomian riil, kita bicara warga masyarakat. Jika banyak warga yang mati, bukankah ini juga akan menimbulkan kehancuran ekonomi!?

Bahaya itu bukan karena adanya kejahatan tetapi karena kita yang melihatnya hanya duduk terdiam. Diamnya kita sama artinya dengan membiarkan pacar, orang tua, anak-anak, teman, saudara, tetangga mati "dimakan" virus corona.

Negara ini diperjuangkan dan dimerdekakan oleh rakyat, bukan oleh kaum milioner atau triliuner. Ekonomi yang hancur bisa diperbaiki kembali selama manusianya masih hidup. Tapi, manusia yang sudah mati maka tidak bisa dihidupkan kembali! Begitulah Pak Jokowi!

Va Safi'i

23.3.20

Covid-19 - Antara Isolasi Mandiri dan Buruh

Perumahan Buruh
"Perkampungan buruh" yang berada di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

Kemarin juru bicara pemerintah menyatakan bahwa seseorang yang dari hasil test dinyatakan positif mengidap virus corona agar melakukan ISOLASI MANDIRI. Isolasi mandiri merupakan mekanisme penanganan virus corona yang dilakukan oleh masing-masing penderita dengan cara mengkarantina diri di rumahnya sendiri-sendiri.

Kebijakan yang aneh dan terkesan AMBURADUL bin SEMRAWUT. Sepanjang yang saya tahu, tipikal masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan tempat tinggal berkelompok. Tidak ada yang tinggal sendirian.

Ambil contoh kasus kehidupan berkelompok di kota. Dimana-mana di sebuah kota yang ada industri dan pabriknya, maka di situ juga ada semacam "perkampungan" buruh. Buruh tinggal di rumah kos-kosan atau kontrakan.

Silahkan anda lihat foto ini. Ini ada "perkampungan buruh" yang berada di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Model bangunan mirip dengan tentara yang sedang ikut upacara baris-berbaris. Ruangan tempat tinggal hanya dipisahkan oleh dinding. Dalam setiap ruangan diisi oleh sekitar 2 hingga 6 orang. 

Sekarang anda bisa bayangkan sendiri, andai saja (semoga tidak) ada buruh yang dinyatakan positif mengidap virus corona dan disuruh untuk isolasi mandiri. Bisa dipastikan satu perkampungan buruh akan tertular yang kemudian berlanjut menjadi satu pabrik. Barang-barang yang mereka produksi lalu dijual dan masyarakat membelinya. Hasilnya apa? Hasilnya adalah seindonesia raya akan tertular. 

22.3.20

Analisis Lingkungan Stratejik MSDM

Analisis lingkungan stratejik bertujuan mencari relasi dan titik temu antara faktor-faktor lingkungan stratejik internal dan eksternal organisasi dalam kaitannya dengan visi, misi dan nilai-nilai serta dengan tujuan dan sasaran organisasi untuk memperoleh sinergi.

Analisis lingkungan stratejik juga berfungsi sebagai  sistem peringatan dini ( early warning system) agar organisasi dapat segera mengambil langkah-langkah pengamanan. 

Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 
1.  Struktur Organisasi
2.  Sumberdaya Manusia
3.  Anggaran biaya operasional
4.  Peralatan
5.  Teknologi
6.  Faktor-faktor pendukung organisasi lain seperti kewenangan methodologi.


Analisa Lingkungan Eksternal; (peluang dan ancaman) 
1. Interaksi langsung : pelanggan, konsumen, stakeholder. 
2. Poleksosbudkam, teknologi, hukum, lingkungan hidup, ekologi, geografi.

Tahapan Analisis SWOT 

Identifikasi Lingkungan Internal, Eksternal dan Stakeholders (DAFTAR S,W,O,T).

Analisis Lingkungan Stratejik (IFAS/EFAS)

ANALISIS SWOT ( S-O,S-T,W-O,W-T). 
ASUMSI STRATEJIK DAN PILIHAN (KETERKAITAN DENGAN V,M DAN O).
FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN 
( CRITICAL SUCCESS FACTORS ).

ANALISIS - IFAS/  EFAS
Setiap faktor stratejik dilakukan seleksi skala prioritas dengan kriteria BOBOT dan  RATING  untuk mendapatkan urutan PRIORITAS :
SANGAT MENONJOL = 4
MENONJOL = 3
TIDAK MENONJOL = 2
PALING TIDAK MENONJOL = 1

Faktor-faktor internal stratejik terdiri dari 
BOBOT, RATING, SKOR dan KESIMPULAN. 

FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN ( CRITICAL SUCCESS FACTORS ) adalah faktor-faktor yang mencakup berbagai bidang/aspek dari misi dimana kepadanya amat bergantung keberhasilan kinerja instansi pemerintah dalam  melaksanakan MISI dan upaya terwujudnya VISI.

Faktor-faktor kunci tersebut antara lain berupa potensi, kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala yang dihadapi organisasi: sumber daya manusia, dana, sarana, prasarana,peraturan perundang-undangan, kebijakan yang digunakan instansi pemerintah dalam kegiatan,

Faktor-faktor Kunci Keberhasilan biasanya berjumlah lebih kurang berkisar antara 7- 9, dengan tujuan manajemen menampilkan dan menyusun Rencana Stratejik yang lebih terfo kus dan dilaksanakan lebih komunikatif karena Faktor-faktor tersebut menjembatani antara misi dan tujuan/sasaran. 

21.3.20

Laporan Keuangan, Tujuan dan Sifat

Tujuan Dan Sifat Laporan Keuangan
A. Tujuan Laporan Keuangan
Diketahui bahwa setiap laporan keuangan seperti yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi usaha dan manajemen perusahaan. Di samping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
Informasi keuangan lainnya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

B. Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat bersifat: Historis, dan Menyeluruh. 

Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).

Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan. 
Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan dari kombinasi (Munawir)
Fakta yang telah dicatat;
Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi;
Pendapat pribadi.

Fakta yang telah dicatat (recorded fact) artinya laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos yang ada di laporan keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalu tersebut misalnya:
Jumlah uang kas,
Jumlah utang; dan
Jumlah komponen laporan keuangan lainnya. 
Jadi, segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara utuh tidak  ke depan. Artinya, ada pos-pos yang tidak dicatat sehingga tidak tampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau kontrak-kontrak penjualan dan pembelian yang telah disetujui.

Maksud prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and postulate) adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuanganjelas didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, catatan dalam laporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan, tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman. Sebagai contoh, alokasi biaya yang dinilai berdasarkan harga belinya atau harga pasar pada saat tanggal penyusunan laporan keuangan. Demikian juga dengan piutang dan persediaan, setiap pencatatan juga ditentukan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Hal-hal lain yang juga digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah kebiasaan seperti berikut ini:

1. Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus. 
Dengan demikian, nilai yang tercatat dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk perusahaan yang masih berjalan harga didasarkan pada saat terjadi peristiwa. Artinya jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan bukan harga nyata atau realisasi pada saat dijual sekarang atau dilikuidasi.

2. Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya semua transaksi atau peristiwa dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai dari berbagai tahun tahun sebelumnya. Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya karena dalam praktiknya justru daya selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Pendapat pribadi (personal judgment) artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan kepada dalil dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen perusahaan. Artinya juga pendapat atau judgment ini juga tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui. Sebagai contoh, cara-cara untuk menaksir piutang dapat digunakan salah satu dari metode yang tersedia. Demikian juga untuk menentukan harga pokok sediaan mana yang akan dipakai. 
Contoh lain adalah dalam menentukan metode penyusutan yang akan digunakan dan penentuan umur aktiva juga sangat tergantung dari pendapat pribadi. Pendapat pribadi biasanya didasarkan kepada pengalaman masa lalu seseorang. Jelasnya, baik prosedur, kebiasaan, anggapan, atau pendapa pribadi ini harus dilakukan secara konsisten dan terus-menerus Namun, segala sesuatunya tidak kaku dan dapat diubah dengar penjelasan dalam laporan keuangan sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan laporan keuangan tersebut.

Kamsir, Analisis Laporan Keuangan, h,10-15.