Showing posts with label Manajemen. Show all posts
Showing posts with label Manajemen. Show all posts

22.3.20

Analisis Lingkungan Stratejik MSDM

Analisis lingkungan stratejik bertujuan mencari relasi dan titik temu antara faktor-faktor lingkungan stratejik internal dan eksternal organisasi dalam kaitannya dengan visi, misi dan nilai-nilai serta dengan tujuan dan sasaran organisasi untuk memperoleh sinergi.

Analisis lingkungan stratejik juga berfungsi sebagai  sistem peringatan dini ( early warning system) agar organisasi dapat segera mengambil langkah-langkah pengamanan. 

Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 
1.  Struktur Organisasi
2.  Sumberdaya Manusia
3.  Anggaran biaya operasional
4.  Peralatan
5.  Teknologi
6.  Faktor-faktor pendukung organisasi lain seperti kewenangan methodologi.


Analisa Lingkungan Eksternal; (peluang dan ancaman) 
1. Interaksi langsung : pelanggan, konsumen, stakeholder. 
2. Poleksosbudkam, teknologi, hukum, lingkungan hidup, ekologi, geografi.

Tahapan Analisis SWOT 

Identifikasi Lingkungan Internal, Eksternal dan Stakeholders (DAFTAR S,W,O,T).

Analisis Lingkungan Stratejik (IFAS/EFAS)

ANALISIS SWOT ( S-O,S-T,W-O,W-T). 
ASUMSI STRATEJIK DAN PILIHAN (KETERKAITAN DENGAN V,M DAN O).
FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN 
( CRITICAL SUCCESS FACTORS ).

ANALISIS - IFAS/  EFAS
Setiap faktor stratejik dilakukan seleksi skala prioritas dengan kriteria BOBOT dan  RATING  untuk mendapatkan urutan PRIORITAS :
SANGAT MENONJOL = 4
MENONJOL = 3
TIDAK MENONJOL = 2
PALING TIDAK MENONJOL = 1

Faktor-faktor internal stratejik terdiri dari 
BOBOT, RATING, SKOR dan KESIMPULAN. 

FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN ( CRITICAL SUCCESS FACTORS ) adalah faktor-faktor yang mencakup berbagai bidang/aspek dari misi dimana kepadanya amat bergantung keberhasilan kinerja instansi pemerintah dalam  melaksanakan MISI dan upaya terwujudnya VISI.

Faktor-faktor kunci tersebut antara lain berupa potensi, kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala yang dihadapi organisasi: sumber daya manusia, dana, sarana, prasarana,peraturan perundang-undangan, kebijakan yang digunakan instansi pemerintah dalam kegiatan,

Faktor-faktor Kunci Keberhasilan biasanya berjumlah lebih kurang berkisar antara 7- 9, dengan tujuan manajemen menampilkan dan menyusun Rencana Stratejik yang lebih terfo kus dan dilaksanakan lebih komunikatif karena Faktor-faktor tersebut menjembatani antara misi dan tujuan/sasaran. 

8.3.20

Apa itu Maintenance atau Perawatan


Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga fasilitas dan peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan berdasarkan standar (fungsional dan kualitas).

Istilah pemeliharaan berasal dari bahasa Yunani yaitu terein yang artinya merawat, menjaga, dan memelihara. Pemeliharaan merupakan sistem yang terdiri dari beberapa elemen berupa fasilitas (machine), penggantian komponen atau sparepart (material), biaya pemeliharaan (money), perencanaan kegiatan pemeliharaan (method) dan eksekutor pemeliharaan (man).

Berikut definisi dan pengertian pemeliharaan atau perawatan dari beberapa sumber buku:

Menurut Kurniawan (2013), pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. 

Menurut Sehrawat dan Narang (2001), pemeliharaan adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (fungsional dan kualitas).

Menurut Assauri (2008), perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Menurut Harsanto (2013), pemeliharaan adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga agar fasilitas atau peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai.

Menurut Heizer dan Render (2011), pemeliharaan adalah mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan menjaga semua peralatan sistem agar dapat tetap bekerja.

Menurut Manzini (2010), perawatan adalah fungsi yang memonitor dan memelihara fasilitas pabrik, peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang, mengatur, menangani, dan memeriksa pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu operasi (uptime) dan meminimisasi selang waktu berhenti (downtime) yang diakibatkan oleh adanya kerusakan maupun perbaikan.

Tujuan Perawatan 
Perawatan merupakan sebuah langkah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya perawatan. Menurut Assauri (2008), tujuan perawatan atau pemeliharaan adalah sebagai berikut:

Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 

Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.

Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 

Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. 
Menghindari kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 

Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

Sedangkan menurut Ansori dan Mustajib (2013), perawatan atau pemeliharaan memiliki tujuan sebagai berikut:

Pemakaian fasilitas produksi lebih lama.
Ketersediaan optimum dari fasilitas produksi. 

Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan pada saat pemakaian darurat. 

Menjamin keselamatan operator dan pemakaian fasilitas. 

Membantu kemampuan mesin dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan fungsinya.

Mendukung pengurangan pemakaian dan penyimpanan yang di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan. 

Melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien agar tercapai tingkat biaya perawatan serendah mungkin (lowest maintenance cost). 

Kerja sama yang kuat dengan fungsi-fungsi utama dalam perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.


Fungsi Perawatan 

Perawatan secara umum berfungsi untuk memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi. Menurut Ahyari (2002), fungsi perawatan adalah sebagai berikut:

Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.

Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar.

Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan.

Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.

Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan.

Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.


Jenis-jenis Perawatan 
Menurut Prawirosentono (2009), perawatan terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Planned maintenance (perawatan yang terencana) 
Planned maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu pada rangkaian proses produksi. Planned maintenance terdiri dari:

b. Preventive maintenance (perawatan pencegahan). 
Preventive maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi. Tujuannya agar produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya. 

c. Scheduled maintenance (perawatan terjadwal). 
Scheduled Maintenance adalah perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan. 

d. Predictive maintenance (perawatan prediktif). 
Predictive maintenance adalah strategi perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin. 

e. Unplanned maintenance (perawatan tidak terencana) 
Unplanned maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara tidak berencana. Unplanned maintenance terdiri dari:
— Emergency maintenance (perawatan darurat). Emergency maintenance adalah kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan akibat yang lebih parah. 
— Breakdown maintenance (perawatan kerusakan). Breakdown maintenance adalah pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas.

f. Corrective maintenance (perawatan penangkal). 
Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk (setengah jadi maupun barang jadi) tidak sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya. Misalnya: terjadi kekeliruan dalam mutu/bentuk barang, maka perlu diamati tahap kegiatan proses produksi yang perlu diperbaiki (koreksi).

Kegiatan-kegiatan Perawatan Menurut Tampubolon (2004), kegiatan-kegiatan perawatan dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Inspeksi (inspection
Kegiatan ispeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, adan berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.

b. Teknik (engineering
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak di dapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.

c. Produksi (production
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan servis dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

d. Administrasi (clerical work
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang telah dikerjakan. waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yang tersedia di bagian pemeliharaan.

e. Bangunan (housekeeping
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.


Daftar Pustaka
Kurniawan, Fajar. 2013. Manajemen Perawatan Industri: Teknik dan Aplikasi Implementasi Total Productive Maintenance (TPM), Preventive Maintenance dan Reability Centered Maintenance (RCM). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sehrawat,M.S dan Narang,J.S. 2001. Production Management. Nai sarak: Dhanpahat RAI Co.
Assauri, Sofyan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Harsanto, Budi. 2013. Dasar Ilmu Manajemen Operasi. Bandung: UNPAD.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2011. Manajemen Operasi Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Manzini, R. 2010. Maintenance for Industrial Systems. London: Springer.
Ansori,N. dan Mustajib,M.I. 2013. Sistem perawatan Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi - Pengendalian Produksi. Yogyakarta: BPFE.
Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen Operasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tampubolon, P. Manahan. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.